Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang target kuota volume domestic market obligation (DMO) batubara sebesar 155 juta ton pada tahun 2020 mendatang. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan rencana DMO di tahun ini sebesar 128 juta ton.
Kasubdit Pengawasan Usaha Operasi Produksi dan Pemasaran Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Dodik Ariyanto menyampaikan, 70% atau 109 juta ton dari rencana volume DMO di tahun depan ditujukan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Kemudian diikuti oleh industri pengolahan dan pemurnian sebanyak 11% atau 16,52 juta ton serta industri semen sebesar 10% atau 14,54 juta ton. “Angka 155 juta ton ini kami dapat dari hasil rekonsiliasi dengan para pengguna batubara di dalam negeri,” ujar dia di Jakarta, Rabu (11/12).
Di samping itu, Kementerian ESDM juga memproyeksikan realisasi DMO di tahun ini akan mencapai 124,1 juta ton yang mana 96,4 juta ton di antaranya diserap oleh PLN sedangkan 27,7 juta ton digunakan oleh sektor non-kelistrikan.
Proyeksi tersebut sebenarnya lebih rendah dari rencana awal di tahun ini sebesar 128 juta ton. Sedangkan hingga Oktober lalu, realisasi volume DMO berada di level 95 juta ton.
Dodik mengaku, realisasi DMO yang lebih rendah dari target sebenarnya bukan hal yang baru. Pihaknya juga kerap mendapat keluhan atas penetapan target volume DMO yang jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Dari situ, ia menilai bahwa target DMO yang lebih tinggi untuk mengantisipasi adanya kebutuhan yang bersifat tambahan. “Jadi target tinggi ini untuk memastikan bahwa kebutuhan energi dalam negeri terpenuhi,” kata dia.
Lagi pula, Dodik menyebut, meski kerap meleset dari target awal, realisasi DMO secara historis terus mengalami kenaikan.
Jika proyeksi realisasi volume DMO di tahun ini sebesar 124,1 juta ton terwujud, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi di tahun 2018 sebesar 115 juta ton. Begitu pula dengan realisasi DMO di 2018 yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 sebesar 97 juta ton.