Adaro
Energy
Adaro
Minerals
Adaro
Green

PILAR ADARO GREEN


Sejak melakukan transformasi struktur Grup Adaro pada tahun 2022, yang salah satunya melahirkan pilar Adaro Green, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (AEI) terus berupaya menangkap peluang bisnis energi terbarukan untuk dijalankan oleh perusahaan-perusahaan dalam pilar pertumbuhan ini. AEI berencana untuk memanfaatkan sumber-sumber terbarukan seperti surya, air, biomassa, angin, dan sampah, yang akan mengurangi jejak karbon dan searah dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, yang didukung dengan pernyataan Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC) yang terakhir. 

Celah yang signifikan antara potensi EBT Indonesia dan tingkat pemanfaatan saat ini mendorong Pemerintah untuk mencanangkan Renewable Energy Based Industrial Development (REBID) sebagai salah satu program strategis untuk percepatan pemanfaatan energi terbarukan dalam skala besar di daerah yang memiliki potensi sumber energi terbarukan yang melimpah dan beban energi rendah serta memanfaatkan energi terbarukan untuk pengembangan industri. REBID dilaksanakan melalui penciptaan permintaan atau pasar baru untuk mengintegrasikan pembangunan industri, menarik investasi, dan meningkatkan pembangunan daerah.

 

Proyek energi terbarukan sebagai inisiatif pengurangan karbon  

Pada tahun 2023, inisiatif hijau AEI paling tercermin pada proyek-proyek anak-anak perusahaannya, PT Adaro Clean Energy Indonesia (ACEI) dan PT Adaro Power (AP), yang telah, sedang dan akan membangun beberapa pembangkit energi terbarukan, seiring dengan berbagai program akselerasi pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) yang terus digenjot oleh Pemerintah Republik Indonesia guna mencapai target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% di tahun 2025.

Beberapa proyek terbarukan yang telah maupun sedang dikembangkan meliputi PLTS dan battery energy storage system (BESS) di fasilitas PT Adaro Indonesia di Kelanis, Kalimantan Tengah; PLTB dan BESS di Tanah Laut, Kalimantan Selatan; PLTMH di Lampunut, Kalimantan Tengah; dan PLTA untuk memasok energi bersih bagi aktivitas pengolahan mineral dan industri di kawasan industri di Kalimantan Utara dan untuk mendukung diversifikasi bauran energi Indonesia.

 

Solar PV di fasilitas Kelanis PT Adaro Indonesia

Solar PV di Terminal Khusus Batu Bara Kelanis Adaro Indonesia yang berkapasitas 598 kWp memproduksi listrik 793,67 MWh pada tahun 2023. Solar PV ini nantinya akan mengurangi konsumsi diesel Adaro Indonesia sebesar sekitar 200.000 liters/tahun atau sekitar $130 ribu/ tahun, selain mengurangi emisi karbon sekitar 500 ton/ tahun. Proyek ini adalah proyek awal, yang akan terus dikembangkan dengan menambah kapasitas solar PV agar dapat menambah pasokan energi terbarukan untuk kegiatan operasional AI.

AEI akan terus mengembangkan proyek terbarukan melalui AP dan ACEI, guna memasok listrik untuk aktivitas operasi Grup Adaro dan juga akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 perusahaan.

 

PLTB dan Battery Energy Storage System (BESS) di Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PT Adaro Power bersama dengan Total Eren S.A. dan PT Pembangkitan Jawa Bali Investment (PJBI) telah menanda tangani Perjanjian Jual Beli Listrik dengan PT PLN (Persero) untuk pembangkit listrik tenaga bayu Tanah Laut 70 MW dengan 10 MW/10 MWh Battery Energy Storage System(BESS).Proyek ini merupakan PLTB pertama di Kalimantan, proyek pertama yang diberikan setelah pencanangan RUPTL PLN 2021-2030 pada akhir 2021, dan proyek PLTB ketiga di Indonesia. Juga, proyek ini menunjukkan komitmen AEI untuk berekspansi bisnis ke sektor energi terbarukan untuk mendukung upaya pengurangan karbon dan emisi.

 

PLTA Skala Besar di Kalimantan Utara

 

Sejalan REBID sebagaimana disebutkan di atas, melalui PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), AEI bermitra dengan Sarawak Energy Services Sdn. Bhd., dan PT Kayan Investama Internasional dalam Mentarang Induk Hydroelectric Project (MIHEP) untuk membangun PLTA di kabupaten Malinau, Kalimantan Utara dengan proporsi kepemilikan masing-masing 50%, 25% dan 25%.

MIHEP adalah salah satu Proyek Strategis Nasional Indonesia dan melakukan peletakan batu pertama pada tanggal 1 Maret 2023, yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Proyek ini dilaksanakan dengan komitmen untuk mematuhi peraturan nasional dan standar internasional serta praktik terbaik untuk pengembangan PLTA yang aman dan berkelanjutan. Di sepanjang tahun 2023, berbagai aktivitas dilakukan demi mencapai target untuk memulai operasi komersial proyek pada tahun 2030. AMDAL dan Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) telah dilakukan dan persetujuan lingkungan telah didapatkan untuk proyek ini, selain program pemberdayaan masyarakat untuk penduduk sekitar.

Desain dasar dan jalan akses MIHEP telah dikembangkan, dan proyek ini dalam tahap persiapan untuk konstruksi. PLTA ini akan memiliki kapasitas terpasang 1.375 MW, dan akan melistriki kegiatan-kegiatan di kawasan industri yang dikembangkan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Bendungan concrete faced rockfill dam (CFRD) PLTA Mentarang Induk dengan tinggi 235 meter akan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Terakhir update pada Jumat, 31 Mei 2024 / 21:01 WIB | 18255